Monday, September 19, 2016

( REVIEW FILM ) BREAKFAST AT TIFFANY'S + KOMENTAR VERSI BUKU


Sinopsis:
Film ini dibuat berdasarkan novel best seller dari Truman Capote. Tentang seorang wanita muda bernama Holly Golightly (Audrey Hepburn) yang bertemu dengan seorang lelaki muda yang tinggal satu apartemen dengannya Paul Varjak (George Pappard).



Screen film diawali dengan Holly yang makan croissant dan minum kopi suatu pagi di dekat Tiffany's sambil melihat display-nya melalui kaca bening. Dia kemudian berjalan ke apartemennya. Paul baru saja pindah ke apartemen tersebut dibantu oleh seorang wanita yang lebih tua. Paul memperhatikan setiap kotak surat yang berada di bagian depan dalam apartemen dan merasa tertarik dengan kotak surat Holly karena keunikannya, namun Paul belum pernah bertemu wanita itu setelah beberapa hari tinggal di apartemen.

Setiap malam Mr. Yunioshi, salah seorang penghuni apartemen sering marah-marah karena Holly membangunkannya hampir tiap malam dengan alasan lupa membawa kunci atau kuncinya hilang. Paul mengamati kejadian itu dari lantai atas apartemennya hingga empunya nama Holly naik menuju apartemennya sendiri bersama seorang lelaki tua yang merajuk padanya. Holly tidak peduli, dengan berkata-kata manis dia meninggalkan lelaki tua itu untuk masuk ke apartemennya dan lelaki itu tinggal diluar sambil membuat ribut dengan ketukan pintu dan rajukannya.

Suatu malam Paul benar-benar bertemu dan berbincang dengan wanita itu saat membantunya membukakan pintu apartemen sebelum mengganggu Mr. Yunioshi. Mereka berbincang sejenak sebelum memasuki pintu apartemen dan saling memperkenalkan diri.



Pagi harinya Paul datang ke apartemen Holly untuk berbincang, tapi tidak lama karena begitu Holly menyadari dia terbangun pada hari kamis maka dia segera bersiap-siap untuk menuju ke sebuah tempat bernama Sing-sing (Penjara). Dia menyampaikan pada Paul bahwa dia menemui seorang lelaki bernama Sally Tomato untuk berbincang dan menerima uang dari kunjungannya ke penjara itu. Paul bertanya-tanya apakah Holly tidak curiga dengan semua itu? Holly berkata bahwa semuanya baik-baik saja.


Holly menyetop taksi di depan apartemennya saat seorang wanita yang sebelumnya membantu Paul pindahan datang untuk mengunjungi Paul. Holly mengamatinya sesaat sebelum pergi denga taksi. Wanita kaya yang lebih tua itu adalah kekasih Paul atau lebih tepat lagi Paul adalah kekasih gelap dari seorang wanita kaya. 




Wanita itu pergi pada malam hari dengan meninggalkan uang untuk Paul yang masih tertidur. Beberapa saat kemudian Holly datang dari jendela darurat dan mengunjungi Paul. Mereka berbincang intens termasuk curhatan Holly tentang masa lalunya yang sayangnya pada bagian yang Paul pertanyakan, Holly tidak ingin membahasnya. Mereka sama-sama tahu diri masing-masing, Holly juga tahu tentang wanita yang bersama Paul dan Paul menurutnya bisa memperkirakan sosialita macam apa Holly saat ini. Holly bertanya apa pekerjaan Paul, Paul berkata bahwa dia penulis. Saat ini belum ada karyanya yang besar tapi dia masih berusaha.


Persahabatan antara keduanya kemudian terjalin, Holly mengundangnya datang ke pesta di rumahnya dan mereka banyak berbincang serta menghabiskan waktu bersama. Masa lalu Holly kemudian terkuak dengan kunjungan seorang dokter hewan berusia setengah baya yang meminta Paul mempertemukannya dengan Holly atau Lulamae baginya. 




Ada masa ketika mereka bertengkar satu sama lain dan berbaikan kemudian menjalani hari yang menggembirakan bersama dengan mengunjungi Tiffany's, Holly bercerita bahwa dia terobsesi pada Tiffany's, rumah yang ideal baginya adalah rumah yang seperti itu. Holly juga mengajak Paul mencuri sesuatu yang remeh di sebuah toko dan bersenang-senang.



Semua berubah ketika Holly telah memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan seorang lelaki bernama Jose, Paul tidak lagi mengenali Holly yang sebelumnya dia kenal tapi dia berharap Holly bahagia, Paul berpisah dengan wanita kekasihnya dan kemudia benar-benar bekerja keras menjadi penulis. Holly adalah orang yang mendorong Paul untuk serius dengan cita-citanya itu dan Paul percaya Holly akan turut bangga dengan pencapaiannya. 
Hingga kemudian mendadak saja Holy ditangkap polisi karena entah masalah apa.

Mengapa Holly ditangkap polisi? Bagaimana hubungan Holly dengan Jose kemudian? Dan bagaimana persahabatannya dengan Paul?

Nontonlah film klasik ini sambil makan Chipstaro produk Raffi Ahmad dan Nagita Slavina :D

*) all movie pic source: from random by Google

Kata Ninda:
Film ini nagih banget sebenernya, nggak cukup ditonton cuma sekali. Klasik dan artistik banget. Adegan Holly makan croissant dan minum kopi di depan etalase Tiffany's itu unforgetable banget, klasik, classy dan artistik. Bawaannya jadi laper pengin makan croissant haha.

Saya nonton film ini setelah baca bukunya karena penasaran dengan versi film yang dibintangi eyang Audrey Hepburn ini. Audrey cantik bener di film ini, pantes film ini nggak cuma booming pada masanya, sampek sekarang pun banyak yang jatuh hati pengin nonton lagi dan lagi. Gaun hitam yang dipakai pada awal film itu rancangan Givenchy, terakhir gaun itu dilelang dengan harga yang mahalnya ampun lah. Gaunnya bagus banget tapi kayaknya nggak banyak orang yang muat pakainya secara posturnya eyang Audrey ala balerina dan kurus ngets saat di film ini. 

Gara-gara film ini saya pengin nonton film Audrey yang lain deh. Tentu dibarengi dengan makan Chipstaro haha. Chipstaro dan Kingkong adalah produk Raffi Ahmad dan Nagita yang bisa kita dapatkan di Alfamart. Chipstaro berupa keripik talas dengan rasa pedas sementara Kingkong adalah keripik singkong yang memiliki dua rasa yaitu barbeque dan balado. Kalau saya yang penggemar pedas sih lebih doyan Cipstaro-nya. Pedes enak gitu, teman yang pas nonton film keren seperti film ini. Tapi kalau beli ini nggak cukup satu, karena enak jadi nggak berasa udah ludes aja gitu. Mending beli beberapa sekalian lah buat stok.


Ada banyak perbedaan antara film ini dengan bukunya. Kalau scene yang hilang dari buku sih banyak, seperti biasa... namanya juga film jadi kayaknya nggak usah dibahas sih. Di buku rasa-rasanya kok nggak ada nama Paul Varjak ya, soalnya penceritaannya kata ganti orang pertama 'aku'. Apa saya yang kelewat bagian ini?

Ada pembicaraan awal yang unik antara Holly dengan Paul tentang betapa Holly sengaja membuat rumahnya tidak tertata dengan baik dan tetap membiarkan banyak barangnya di dalam koper. Dalam buku dia bahkan tidak menamai kucingnya dan berkata bahwa dia baru akan menamainya setelah dia menemukan rumah yang tepat, seperti Tiffany's baginya. Tapi versi film, kucing Holly diberi nama Orangey.

Ketika membaca bukunya lebih dulu kemudian nonton filmnya maka kamu akan menemukan perbedaan yang mencolok, pasalnya Holly Golightly versi buku ini wild bangettttt. Super wild! Pantaslah Truman Capote, sang penulis bilang bahwa awalnya dia ingin Marilyn Monroe yang memerankan Holly. Saya pikir juga begitu, Marilyn akan mampu membuat Holly lebih mengeluarkan sisi aslinya yang begitu wild tapi tetap elegan. Audrey terlalu cantik dan tipikal good girl banget sih pembawaan dan wajahnya. Tapi mungkin selera cerita film di Holywood saat itu nggak gitu ya jadi akhirnya filmnya pun banyak disesuaikan dengan gaya dan selera Holywood pada masa itu. Termasuk bagian ending juga yang ala Holywood banget di versi film, padahal bukunya terkesan misterius dan gantung di ending.

Adegan Holly nyanyiin moon river di jendela dekat tangga darurat itu juga keren dan jadi salah satu scene favorit saya. Nyobain denger versi asli penyanyinya tapi kok saya lebih suka versi Holly di film ini ternyata hehe.

Ada yang sudah nonton ini juga? Sharing yuk!


4 comments:

  1. Banyak art vintagenya ya, serasa nonton film di jaman marlyn munru

    ReplyDelete
    Replies
    1. lah kan emang jamannya marlyn sih iniii
      kemana aja kamooh?

      Delete
  2. Sepertinya film ini seru juga mbak boleh lah ditonton ku saya, gkgkgk.

    ReplyDelete
  3. Udah baca bukunya tapi belom nonton... Jadi pingin nonton deh hehehehe...

    ReplyDelete