Monday, November 7, 2016

( REVIEW FILM ) DOCTOR STRANGE


Years: 2016
Genre: Fantasy, Science Fiction

Rating: 

8/10 IMDb
90% Rotten Tomatoes
70% Metacritic

Sinopsis: 
dr. Stephen Strange (Benedict Cumberbatch) adalah seorang dokter ahli syaraf yang terkenal dan memiliki reputasi bagus karena keahlian dan track recordnya yang sempurna di bidang yang dia geluti.

Saat sedang melakukan operasi, kegemarannya adalah memutar lagu-lagu klasik lama dengan dibantu oleh perawat saat dia sedang sibuk menangani pasien dan menebak lagu-lagu sulit yang sedang diputar. Mendapat predikat jenius, dia tidak pernah salah dalam menebak lagu tersebut. Usai melakukan operasi dr. Christine Palmer (Rachel McAdams) menghampirinya untuk meminta bantuan penanganan pasien. dr. Palmer meyakini bahwa pasien yang sedang dia tangani di unit gawat darurat masih bisa ditolong, sementara rekan kerjanya sudah menyatakan bahwa pasien meninggal tanpa bisa ditolong dan mereka akan bersiap untuk proses pendonoran organ.


dr. Strange segera menghampiri pasien yang dimaksud, melakukan analisis dan memutuskan untuk melakukan operasi bersama dr. Palmer. Setelah melewati operasi yang sulit dan rumit, mereka bisa membantu kondisi pasien untuk membaik. dr. Strange berkata secara tersirat bahwa ini karena dia, dr. Palmer dan dr. Strange kemudian berbincang berdua sebagai mitra kerja yang memiliki hubungan khusus cukup dekat. Begitulah Stephen Strange, memiliki reputasi bagus dalam kinerjanya dan sangat disegani karena skill dan kecerdasan yang dimiliki namun memiliki sikap yang sering terasa arogan.


Hidup Stephen Strange yang terasa sempurna dengan penampilan yang good looking, otak yang cerdas, karir yang cemerlang, reputasi yang baik dan hubungannya dengan dr.Palmer kemudian seketika berubah ketika dia sedang mengendarai mobil untuk sebuah acara dan mengalami kecelakaan hingga masuk ke dalam jurang. Stephen terbangun dalam kondisi penuh luka dan tulang jari-jari yang patah dan masalah syaraf pada jari-jarinya sementara karir yang dia jalani digantungkan dari kondisi tangan dan jemari yang baik performanya. Semua terapi dia jalani, segala operasi dia coba dengan bersikeras meskipun tak kunjung berhasil. Dia meminta bantuan seorang dokter tulang koleganya namun mendapat penolakan karena kasus Stephen dinilai terlalu parah sehingga mencoba-coba akan membuat reputasi koleganya menurun.

Stephen putus asa dan mulai jadi pesimis yang temperamental. Melalui seorang terapis, Stephen mendapat informasi tentang seseorang yang memiliki kasus parah dan didiagnosa tidak bisa sembuh karena patah tulang yang terlalu parah dan syarafnya yang rusak bisa beraktivitas sedia kala seperti orang normal. Stephen tidak percaya dan mempelajari riwayat orang itu, mendapat bukti tersebut Stephen mencari dan bertemu orang yang dimaksud.


Orang itu berkata bahwa yang Stephen butuhkan adalah Kamar Taaj di Nepal. Stephen harus kesana untuk mencarinya jika dia tertarik untuk sembuh. Ada kekuatan yang besar dalam Kamar Taaj, namun orang itu memilih untuk tidak menyelaminya karena dia sudah cukup puas dengan bisa berjalan dan beraktivitas seperti sedia kala.

Dengan susah payah dibantu oleh Mordo (Chiwetel Ejiofor) yang tinggal di Kamar Taaj, Stephen menemukan Kamar Taaj dan bertemu dengan pemimpin mereka yang dijuluki sang leluhur (Tilda Swinton), tidak ada yang tahu berapa usia sang leluhur sebenarnya. Namun karena perbincangan pertama mereka yang kurang mengesankan, sang leluhur merasa Stephen sangat sombong dan sang leluhur tidak ingin mengajari Stephen hal yang diketahuinya. Tapi akhirnya Stephen diterima setelah memohon-mohon untuk bisa masuk dalam Kamar Taj.


Sang leluhur berkata, jika The Avenger melindungi bumi dari bahaya fisik, mereka melindungi bumi secara spiritual dari spirit jahat. Dengan cepat Stephen belajar menguasai energi dan menyembuhkan dirinya sendiri. Bahkan Stephen sudah bisa memindah dirinya dengan portal tempat dan memisahkan jiwa dengan fisik miliknya. Stephen juga mempelajari buku yang lembarannya dicuri oleh Kaecilius, seorang murid berbakat di Kamar Taaj dulunya sebelum menjadi pemberontak karena ingin membuat bumi masuk dalam kuasa sang kegelapan. 


Stephen langsung bisa memecahkan kunci pengetahuan itu ketika sebuah kuil yang pintunya terhubung dengan Kamar Taaj sedang diserang, tanpa disadari Stephen berpindah tempat ke kuil tersebut. Dalam kuil itu Kaecilius menyerang para guru dalam kuil agar perlindungan kuil diseluruh dunia melemah untuk memanggil kekuatan gelap yang sangat kuat.

Stephen pun harus berhadapan dengan Kaecilius guna menggagalkan aksinya, meskipun ilmu sihir dan alam spiritual yang dikuasainya masih dalam tahap perkembangan. Kaecilius berkata bahwa Stephen dibohongi oleh sang leluhur yang sebenarnya memanfaatkan ilmu kegelapan untuk keuntungannya sendiri. Stephen terperangah dan merasa bahwa apa yang diucapkan Kaecilius masuk akal.

Apa yang terjadi kemudian pada Stephen, Kaecilius dan kuil-kuil? Benarkah sang leluhur menggunakan kekuatan gelap? Apakah bumi jatuh dalam kekuatan sang kegelapan?
Film ini terus menarik minat banyak pecinta film di bioskop.


Kata Ninda:
Menonton film adalah hiburan yang bisa sewaktu-waktu kita lakukan dan hanya membutuhkan waktu yang tidak banyak, biayanya juga relatif lebih ringan. Saya jadi ingat ketika si adek sedang liburan di Seminyak Kuta Bali dan mamerin saya tempat wisata disana. Dia berkata bahwa saya seharusnya lebih sering jalan-jalan dan liburan kemana-mana bukannya lebih sering bekerja di depan layar komputer. Tapi gimana lagi ya, saat sedang penat saya justru malas repot untuk packing dan jalan-jalan di tempat yang terlalu banyak orang. 

Tapi gimana liburan versi saya selalu yang penting seneng dan bisa mikir lebih baik dari sebelumnya, ya nonton film, ya baca buku, ya makan enak, nggak harus pergi jauh untuk jalan-jalan yang penting escape dari rutinitas haha.

Menonton film ini karena ratingnya yang tinggi. Suami selalu tertarik menonton film dengan rating tinggi, dengan harapan filmnya nggak mengecewakan. Film ini diangkat dari komik Marvel, samalah dengan Captain America, The Avenger dan yang lainnya.

Dari sisi animasi memang keren banget dan memanjakan mata. Dari sisi cerita, harus saya akui bahwa saya kurang terkesan dengan ceritanya. Cerita dan plot nggak berhasil masuk ke logika dan feel yang saya rasakan ketika menontonnya sih itu saja. Yang bikin saya merasa seperti itu adalah hmm... apa ya konsep cerita yang dibangun nggak berhasil bikin saya masuk ke dalam cerita dan masih terasa too much untuk dicerna logika saya. 

No, bukan saya anti dengan cerita fantasy lho... saya demen banget Harry Potter, The Lord of The Ring dan The Hobbit contohnya. Ketika film ini berhasil banget bikin saya mampu masuk ke dalam imajinasi yang pembuat cerita dan film ini. Akting Benedict memang nggak diragukan, tetep keren lah seperti biasa. Tapi rasanya agak aneh aja sih, dokter yang kemudian menjadi guru entah apa yang tinggal dalam kuil seperti dukun. Dia hidup dengan cara apa ya? Maksudnya makannya, minumnya segala macemnya yang jamin siapa ya? Ah itu salah satu contoh saya sih mengapa saya nggak merasa film ini pas dari segi cerita dan penyampaian. Iron Man, Spiderman adalah beberapa dari kisah Marvel yang menurut saya pas banget. Film Captain America yang terakhir pun bagus dari segi cerita sih, jika saja dihilangkan bagian dia kelewat lama awet muda dan nggak mati dalam es. Si captain doang aja udah aneh, eh sohibnya juga. Eh sorry out of the topic.

Tapi dari sisi entertainment, film ini menghibur dan juga lucu. Banyak banget adegan lucu yang bikin saya ngakak selama film dan enteng aja gitu adegannya nggak maksa, alami dan beneran lucu. Film ini layak tonton untuk orang-orang yang pengin refresh isi otak atau orang-orang yang merasa butuh hiburan dari menonton film :D

*all pic source: taken random by Google

3 comments:

  1. Nah, aku waktu ngelihat trailernya aja udah ngerasa, "Ini logikanya bakal kaga jalan nih." :D
    Tapi sepertinya harus tetep nonton ya. :D

    ReplyDelete
  2. Nunggu fantastic beats bangett aku

    ReplyDelete
  3. Aku nunggu doctor strange di marvel tsum2 *game baru :D

    ReplyDelete