Saturday, October 1, 2016

( REVIEW BUKU ) HABIBIE: TAK BOLEH LELAH DAN KALAH!


Sinopsis:


B.J Habibie memiliki kebiasaan serta hobi yang cukup unik. Ketika masih muda, beliau lebih senang berkutat dengan berbagai macam buku bacaan dibandingkan bermain di luar bersama teman- teman nya. Walaupun beliau sudah di suruh untuk bermain oleh kakak- kakak nya di luar rumah, pada akhir nya beliau akan kembali dengan buku bacaannya.

Semenjak belia, beliau telah mengetahui apa yang benar-benar ingin ia capai. Setiap kali seseorang bertanya pada B.J. Habibie ia ingin menjadi apa, Habibie selalu menjawab dengan lantang bahwa ia ingin menjadi seorang Insinyur. Habibie memang telah memiliki ketertarikan terhadap pesawat sedari kecil.

Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas di SMAK Dago, Bandung. Habibie melanjutkan kuliah nya ke Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang sekarang bernama Institut Teknologi Bandung. Habibie hanya belajar enam bulan di ITB. Habibie melanjutkan studi nya di Rheinisch Westfaelische Technische Honchschule Aachen, Jerman. Dengan jurusan Konstruksi pesawat terbang.

Salah satu momen penting dalam hidup B.J Habibie adalah ketika pesawat N-250/ Gatotkoco berhasil lepas landas pada tanggal 10 Agustus 1995. Pesawat yang dirancang oleh B.J Habibie beserta para insinyur IPTN telah menjadi sebuah bukti di kancah interasional bahwa Indonesia bisa memiliki perusahan industri manufaktur yang bisa bersaing dengan berbagai macam perusahan lainnya.

Tentang buku ini:
Sebelum membaca buku ini, saya sudah pernah membaca beberapa buku biografi mengenai B.J Habibie. Beliau merupakan salah satu orang yang saya kagumi semenjak masih di sekolah menengah pertama dulu. Bisa dibilang, beliau adalah salah satu motivasi saya untuk belajar dengan lebih giat. Maka dari itu, jika ada buku yang membahas perjalanan hidup B.J Habibie. Saya pasti usahakan untuk bisa segera membacanya.

Buku ini cukup menarik menurut saya. Tidak seperti kebanyakan buku biografi lainnya, yang kebanyakan sangat jarang sekali mencantumkan foto. Di buku biografi yang satu ini sangatlah penuh warna, ada banyak foto yang bertebaran dari awal halaman hingga akhir halaman. Sebenarnya, buku ini lebih terfokus pada 50 gagasan brilian yang dimiliki oleh B.J Habibie dibandingkan dengan perjalanan hidup beliau sendiri. Penulis hanya menjabarkan beberapa momen penting dalam hidup beliau. Mulai dari masa muda, sampai pada momen penting ketika pesawat yang dirancang oleh beliau bersama dengan insinyur IPTN, yaitu pesawat yang bernama N-250/ Gatotkoco berhasil terbang. Pesawat tersebut merupakan pesawat satu- satu nya yang menggunakan teknologi fly-by-wire pada saat itu. Penulis tidak menjabarkan kisah ketika B.J Habibie akhirnya menjadi presiden Republik Indonesia.

Walaupun begitu, jabaran singkat tersebut sudah cukup untuk bisa mengenal beliau sebagai seorang yang berkecimpung dalam dunia teknologi.

Menurut saya ada banyak hal yang bisa meotivasi anak- anak muda Indonesia untuk bisa membangun negeri ini menjadi lebih baik lagi. Perjuangan B.J Habibie untuk membangun bangsa Indonesia melalui perusahaan industri manufaktur yang dirintisnya bersama dengan banyak insinyur terbaik Indonesia sangat lah menginspirasi. B.J Habibie tak pernah menyerah walau pada awal mula merintis nya sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari perusahan-perusahan besar dari negara lain. Beliau memiliki pendirian yang sangat kuat, jika sudah memiliki sebuah tujuan beliau pasti akan selalu berusaha sampai bisa mendapatkannya.

Jika pemerintah Indonesia mengembangkan industri strategis ini, yaitu perusahan industri manufaktur penerbangan (Aerospace manufacturer). Indonesia tidak perlu lagi bergantung pada negara lain untuk bidang transportasi pesawat terbang. Kebutuhan akan transportasi menjadi sangat penting karena Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau.

Walaupun begitu, menurut data dari bkpm.go.id mengenai laporan statistik dari“International Yearbook of Industrial Statistics 2016”, saat ini industri manufaktur di Indonesia sesuai data laporan sudah memberikan kontribusi sebanyak hampir seperempat bagian dari PDB (produk domestik bruto) nasional.

Ada salah satu gagasan yang cukup menyentuh saya dalam buku ini:

“ Syarat sebuah negara untuk menjadi besar, berdikari, dan kukuh, adalah jika dapat mengandalkan pada sumber daya yang merdeka, bebas bertanggung jawab, terampil, bekerja produktif,berdaya saing besar, dan berbudaya.”


Apakah ada salah satu syarat tersebut yang sudah kita rasakan kini? :)

1 comment:

  1. Aku punya bukunya juga. Bagus, jadi tahu pemikiran pak Habibie seperti apa untuk kesehariannya.

    ReplyDelete