Monday, February 27, 2017

( REVIEW BUKU ) RUMAH TANGGA - FAHD PAHDEPIE

pic taken from Goodreads

Tahun terbit:
2015
Genre: non-fiction

Sinopsis:
Berawal dari tulisan-tulisan singkatnya di sosial media yang menyangkut rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari, Fahd Pahdepie (dulu nama penanya Fahd Djibran) mendapat sambutan yang sangat baik. Fahd menerima animo yang besar dan reaksi pembaca yang antusias ketika menggelar survey tentang apakah pembacanya akan menyukai buku yang ditulis berdasarkan rumah tangga orang biasa seperti dirinya?

Berawal dari situ Fahd mulai menulis dan mengumpulkan kisah-kisah keseharian dalam rumah tangga, tidak hanya rumah tangganya sendiri yang terdiri dari dia, istri dan kedua anaknya namun juga rumah tangga kedua orang tuanya yang sangat sarat teladan dan awal mula bagaimana dia memutuskan untuk menikah, perjalanannya menuju pernikahan hingga perjalanan emosi dari sebelum, ketika hari pernikahan dan hari-hari mengarungi bahtera rumah tangga.

Fahd berbagi juga catatannya sebagai seorang kakak ketika adik laki-lakinya akan menikah, menulis pesan-pesan kepada adiknya itu, pun juga surat-surat kepada istri dan anak-anaknya secara personal untuk mereka ketika tumbuh dewasa nanti.
Tentang kedua orang tuanya yang menjadi cikal bakal penulis untuk menjadi seorang familyman yang sangat mementingkan keluarga dan cinta mereka yang sungguh akan menyentuh hati kita para pembaca meskipun tidak benar-benar menjadi saksi dari keseharian keluarga mereka.

Tidak cuma itu, pandangan tentang pernikahan dan rumah tangga dibagi Fahd dalam buku ini, termasuk cara terbaik memperlakukan pasangan dan menghargai mereka yang selalu ada untukmu dalam keluarga.

Kata Ninda:
Sudah lumayan lama juga pengin baca buku ini ya. Saya ingat seorang sahabat saya sebelum kami tidak lagi keep in touch karena sesuatu yang saya tidak mengerti apa (karena dia tidak lagi membalas komunikasi dengan saya tanpa saya tahu alasan jelasnya *curcol). Well I hope she's okay. Dia yang dulu sangat menyukai tulisan-tulisan Fahd Djibran, selalu membeli bukunya setiap baru muncul di toko buku dan beberapa kali memakasa saya membawa dan membaca buku-buku itu sebelum kembali ke perantauan. Sayangnya dulu saya belum menemukan kecocokan dengan buku Fahd, rasanya bosan membaca buku-buku yang bersangkutan apalagi dengan realita yang jauh lebih menyebalkan yang saat itu harus saya hadapi.

Tapi karena beberapa teman saya kok rasanya attached sama hasil tulisannya, saya jadi pengin membaca tulisan Fahd lagi terutama yang baru-baru. Sampai kemudian saya mendapatkan buku ini dari giveaway teman blogger saya Nay. Kali ini saya berusaha membacanya sampai selesai meskipun sering paragraf-paragrafnya membuat saya mengernyit.

Dalam beberapa tulisan Fahd mengenai opini kehidupan rumah tangga dan pernikahan, saya merasa setuju. Ya contohnya saja tentang suami dan istri yang menjadi pakaian satu sama lain, rumah tangga dari sisi Islam dan beberapa topik lainnya. I'm more than melted ketika dia menceritakan kisah rumah tangga kedua orang tuanya yang bagi saya sangat manis, kedua orang tua dengan cinta sebesar itu dan mengatur rumah tangganya dengan baik juga penuh cinta. Suami yang menghargai istri dalam kesetaraan, orang tua yang mendidik anaknya sehingga mereka juga tumbuh menjadi seseorang yang hangat dan mementingkan keluarga. Dalam hal ini, saya merasa Fahd adalah contoh keberhasilan didikan dari kedua orang tuanya yang penuh cinta itu. 

Suami istri tumbuh bersama dalam hubungan ikatan mereka dan rumah tangga yang mereka bina, tidak harus memulai dalam kondisi semua hal sudah berkecukupan, mampu liburan sekali sebulan mengunjungi tanah lot bali indonesia dan menikmati pemandangannya seperti yang diulas di indonesia.travel tapi suami dan istri bisa memulai pernikahan mereka dari yang asal bisa kebutuhan primernya tercapai dan kemudian berusaha bersama-sama dari titik itu.

Itu nilai positif yang saya suka dari buku ini, pokok dan inti yang pada akhirnya bisa kita ambil menjadi bagian dari wawasan. Meskipun dalam banyak hal buku ini juga membuat saya tidak nyaman, buku ini over-sweet melalui kalimat-kalimatnya. Terasa manis keterlaluan. Iya saya memang nggak demen kalimat-kalimat over sweet seperti ini. Saking manisnya menurut saya keromantisan hubungan emosional suami dan istri dalam buku ini terlalu over-shared dan vulgar.

Saya percaya bahwa seperti halnya kekurangan pasangan yang tidak boleh kita share sedemikian rupa, sisi baik dan keromantisan pun juga kudu dijaga agar tidak overshared. Nah ini bagi saya. Manteman mungkin memiliki pendapat yang berbeda.

Tapi yah bagi beberapa teman saya, tipe buku yang seperti ini 'so sweet' banget dan mereka jadi pengin punya suami yang seperti ditulis Fahd dalam buku. Kalau menurut saya sih kemanisan sampek saya sebel dan geli sendiri haha karena buat saya jadi cenderung 'cheesy'. Yah pada akhirnya selera perempuan pada karakter laki-laki juga beda-beda ya kan sama seperti selera kita pada buku yang pasti juga nggak bisa beragam. Mungkin juga karena saya nggak tertarik dengan ide punya suami yang bisa dan suka nulis :) Makanya bawaannya jadi ngerasa cheesy aja pola keromantisan rumah tangga yang seperti ini.

Sudah baca buku ini juga? Gimana menurut manteman?

2 comments:

  1. Aku punya buku Fahd, daaaan semua entah kemana... ada yang pinjam tp lupa balikin :(

    ReplyDelete
  2. aku sepakat soal overshared itu, hihhi risih padahal juga belum ngalamin

    ReplyDelete